Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan pasien perlu menjalani isolasi selagi lima hari penuh terlepas dari status vaksinasi mereka.
Baca juga: Uji sampel SGTF Bupati Sleman dinyatakan probable Omicron
Bila pasien benar-benar harus berada di sekitar orang lain misalnya, karena berbagi rumah dengan orang lain yang negatif COVID-19, kemudian dia harus mengenakan masker yang pas dan disarankan respirator seperti N95, KN95 atau KF94.
Sehabis lima hari, pasien dapat mengakhiri isolasi bila tidak mengalami gejala, atau bila Anda mengalami gejala tetapi bebas demam selagi 24 jam tanpa menggunakan obat penurun demam dan gejala membaik. Namun, dia masih harus memakai masker selagi lima hari lagi.
Terkait pengujian mandiri, menurut CDC ini pilihan bukan persyaratan. Bila memang sanggup menjalani tes antigen, sebaiknya menjelang akhir hari kelima periode isolasi.
“Hanya bila bebas demam selagi 24 jam tanpa menggunakan obat penurun demam dan gejala yang lain membaik. Bila akhirnya dites positif lagi, pasien terus mengisolasi hingga hari ke-10,” kata pihak CDC seperti dikutip dari Health, Rabu.
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade Beijing: China tak pernah manipulasi hasil tes
Panduan ini berbeda bila pasien mengalami penyakit parah akibat COVID-19, atau bila dia memiliki sistem kekebalan yang lemah. Dalam hal ini, CDC menyatakan pasien bisa jadi memerlukan pengujian virus tambahan bakal menentukan apakah dan kapan aman berada di sekitar orang lain.
Dalam hal ini, tindakan terbaik yakni berkonsultasi dengan dokter Anda bakal menentukan rencana pengujian.
Presiden American Medical Association (AMA), Gerald E. Harmon, MD mengatakan, hasil tes negatif harus diperlukan bakal mengakhiri isolasi sehabis satu hasil tes positif COVID-19.
Menurut AMA, diperkirakan 31 persen pasien tetap menularkan penyakit sehabis lima hari sehabis tes COVID-19 positif.
Pakar epidemiologi di Johns Hopkins School of Medicine, Clare Rock MD mengatakan, tes antigen negatif pada lima hari sehabis tes positif memberi tahu jumlah virus yang ada di hidung dan air liur.
“Itu karena tes antigen lebih rentan terhadap negatif palsu, sehingga amat penting bakal tetap memakai masker,” kata Dr. Rock.
Katakanlah seseorang masih mendapatkan hasil tes COVID-19 yang positif, bahkan sehabis 10 hari isolasi, tengah secara teori mereka dianggap tidak menular, ungkap Dekan School of Global Public Health, New York University, Cheryl G. Healton, DrPH. Ini karena tes antigen dan PCR dapat mendeteksi fragmen virus mati yang bisa jadi tertinggal di saluran napas bagian atas, bahkan sehabis pasien tidak lagi menularkan virus.
Fakta hasil tes dapat tetap positif pasca infeksi bisa jadi menjadi salah satu alasan mengapa CDC menekankan waktu daripada pengujian bakal mengakhiri isolasi.
Bila pasien hendak melakukan tes antigen pada akhir periode isolasi lima hari, kemudian silahkan saja melakukannya, tetapi sehabis lima hari pertama isolasi hari, kata Dr. Rock.
Baik Dr Rock maupun Healton mengatakan, pengujian harian sehabis tes COVID-19 positif tidak diperlukan.
Baca juga: Hoaks! Alat tes mandiri tidak berfungsi dan senantiasa tunjukkan positif COVID-19
Baca juga: BRIN: Tes COVID-19 dengan RT-LAMP berpotensi lebih murah dibanding PCR
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com