CEO dan Chairman ONE Championship, Chatri Sityodtong dalam keterangan resminya, Sabtu, mengatakan serial realitas ini sempat berada di peringkat ketujuh sebagai acara yang paling banyak ditonton kala ini di Indonesia dan di Singapura bahkan berada di peringkat kedua.
“The Apprentice: ONE Championship Edition” juga tengah trending di beberapa negara Asia lain seperti India dan Thailand serta beberapa negara Eropa,” katanya.
Baca juga: Tiga tantangan terberat di “The Apprentice: ONE Championship Edition”
Chatri menambahkan, bukan sesuatu yang mengherankan mengingat maraknya perkembangan bisnis dan startup (perusahaan rintisan) di dunia kala ini. Terlebih, acara ini melibatkan berbagai CEO ternama dari berbagai industri yang mampu memberi gambaran serta tips perihal apa yang dibutuhkan oleh para pemimpin perusahaan.
Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik, dan dihimpun dari 13 episode yang ada, berikut yaitu lima hal perihal bisnis dan dunia startup yang dapat diterapkan di dunia nyata.
Pertama yaitu membaca sebagai peluang. Solusi terbaik buat berbagai permasalahan dunia kerap datang kala seseorang dapat membaca masalah yang ada. Ide-ide brilian seperti ojek daring atau video telekonferensi lintas negara sepertinya tidak akan muncul bila kemacetan dan pembatasan wilayah tidak terjadi.
Di “The Apprentice: ONE Championship Edition”, para kandidat ditantang buat memecahkan permasalahan yang ada. Di salah satu episode misalnya, mereka harus berinovasi menciptakan produk yang relevan bagi para penggemar yang tak dapat hadir langsung buat menonton ajang ONE Championship.
Kedua yaitu menciptakan pesan yang menarik emosi. Sehabis menciptakan produk yang relevan, salah satu tantangan terberat setelahnya yaitu cara menyampaikan pesan. Produk atau jasa yang kita ciptakan akan menyasar pembeli yang punya rasa dan emosi. Lalu sebagus apa pun hasil akhirnya, cara menyampaikan pesan yaitu yang utama.
Baca juga: “The Apprentice: ONE Championship Edition” bakal tayang di 150 negara
Ketiga presentasi yaitu segalanya. Para kandidat di “The Apprentice: ONE Championship Edition” yaitu orang-orang brilian. Bahkan ada yang merupakan lulusan salah satu universitas Ivy League. Namun, ketidakcakapan dalam presentasi dapat berujung kegagalan. Contohnya yaitu deck presentasi yang tidak rapi, atau gugup kala menyampaikan gagasan.
Keempat merekrut orang yang tepat. Memilih rekan kerja yang tepat tentu bukan sesuatu yang baru dan berlaku buat semua perusahaan di berbagai industri. Namun, hal ini terasa semakin vital dalam lingkup perusahaan rintisan karena harfiah pun, mereka tengah mencari bentuk.
Kelima melihat jauh ke depan. Menjadi perusahaan yang relevan di masa depan yaitu target dari setiap perusahaan rintisan. Lalu, penting buat mengetahui seberapa berperan mereka bagi kehidupan masyarakat di masa mendatang.
Topik ini pun sering jadi pembahasan dari setiap episode di “The Apprentice: ONE Championship Edition.” Bukan hanya karena demi keberlangsungan perusahaan, tetapi juga buat meyakinkan para pemangku kepentingan yang terlibat.
“The Apprentice: ONE Championship Edition” selain menghadirkan juri para ahli bisnis juga menghadirkan para petarung seperti mantan Juara Dunia ONE Welterweight Ben Askren, Juara Dunia ONE Heavyweight Brandon Vera, Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Angela Lee, Juara World Grand Prix ONE Flyweight Demetrious Johnson, Juara Gulat India Ritu Phogat, Juara Dunia karate Sage Northcutt, dan Juara Dunia ONE Women’s Strawweight Xiong Jing Nan.
Baca juga: The Apprentice: ONE Championship Edition raih dua penghargaan di AAA
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com