Sekretaris Jendral Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN) dr. Ronald Irwanto, Sp.PD-KPTI, FINASIM, yang juga dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan penyakit tropik serta infeksi mengatakan bahwa masa inkubasi virus corona sanggup mencapai 10 hari atau lebih, tergantung dari gejala yang dialami.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sendiri sudah menetapkan minimal 13 hari bakal isolasi mandiri dengan rincian 10 hari sehabis dinyatakan positif dan ditambah 3 hari masa bebas dari gejala.
Baca juga: Kemenkes sediakan saluran siaga bagi warga yang jalani isolasi mandiri
Bakal memulihkan kondisi tubuh supaya kembali prima, hal pertama yang harus dilakukan yaitu sering berpikiran positif. Menurut dr. Ronald, kesehatan mental amat mempengaruhi kondisi fisik seseorang, oleh karenanya stres yang berlebihan harus dihindari.
“Kedua konsumsi nutrisi yang tepat, makan-makanan sehat, minum air putih yang banyak. Makan buah, sayur dan sebisa bisa jadi hindari makanan yang berlemak tinggi, berminyak tinggi seperti gorengan,” ujar dr. Ronald dalam webinar bersama RSPI pada Selasa.
dr. Ronald juga mengatakan supaya para pasien isolasi mandiri menghindari polifarmasi atau penggunaan banyak obat dalam waktu bersamaan setiap hari. Apabila tidak bergejala atau gejala ringan, usahakan bakal menggunakan obat-obatan sederhana.
“Kalau demam boleh paracetamol, batuk boleh minum obat batuk, pilek minum obat pilek. Namun kalau tidak bergejala, jangan minum banyak obat-obatan, silahkan istirahat cukup, minum air putih yang cukup, positive thinking dan tunggu sampai harinya,” katanya.
Bakal pasien lanjut usia, sebisa bisa jadi berkonsultasi pada ahli gizi bakal mendapatkan menu gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya.
Baca juga: Dokter Paru: Varian Omicron infeksi lebih cepat hingga 16-30 orang
Sementara itu, dr. Ronald mengatakan bahwa COVID-19 yaitu penyakit yang sanggup sembuh dengan sendirinya. Dalam kurun waktu 10 hari, virus tersebut sanggup mati.
Akan tetapi, bukan virusnya yang menjadi fokus utama menyembuhkan, melainkan infeksi yang ditinggal pada organ tubuh.
dr. Ronald pun menyarankan bakal sering memperhatikan kondisi tubuh dan gejala yang timbul semasih isolasi. Sebisa bisa jadi hal ini harus dilaporkan ataupun dipantau oleh dokter.
“Ada kondisi yang sebelum virusnya hilang timbul peradangan, dia mengalami peradangan hebat di saluran napas. Itu yang berbahaya. Bahkan sehabis COVID selesai pun, kondisi pasien sanggup lebih buruk,” ujar dr. Ronald.
“Virus ini akan hilang sendiri tetapi peradangannya belum tentu hilang, sebagian orang malah ada yang peradangannya jadi semakin hebat,” lanjutnya.
Baca juga: Ketersediaan ruang isolasi dukung percepatan pemulihan pasien COVID-19
Baca juga: Bantu pemulihan pasien COVID-19, TNI AD kirim psikolog militer
Baca juga: Pentingnya dukungan keluarga dalam pemulihan pasien COVID-19
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com