“Kami mau mewujudkan pembangunan ekonomi hijau di Indonesia lewat kolaborasi. Itu kata kuncinya, kolaborasi multi-stakeholder,” kata Nani dalam webinar, Rabu.
Nani mengatakan bahwa pelestarian mangrove bukan hanya aktivitas penanaman pohon, melainkan juga perihal pemeliharaan ekosistem yang sudah ada dan dalam kondisi baik, seperti mangrove lebat seluas 3,1 juta hektar yang mendominasi sebaran total mangrove Indonesia.
Menurut Peta Mangrove Nasional 2021, Indonesia memiliki total luas mangrove sebesar 3,3 juta hektar, terdiri dari mangrove lebat sebesar 93 persen, mangrove sedang seluas 188 ribu hektar (5 persen), dan mangrove jarang seluas 54 ribu (2 persen).
“Pekerjaan rumah kita bersama ialah mengoptimalkan fungsi mangrove ini sehingga nanti bukan hanya fokus pada penanaman, namun juga bagaimana memelihara, menjaga, dan meningkatkan nilainya. Itu yang memang ditargetkan oleh kami,” kata Nani.
Baca juga: Derap Indonesia capai target rehabilitasi mangrove
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa keberadaan ekosistem mangrove dapat terancam akibat keberadaan sampah laut. Oleh sebab itu, menurutnya, upaya pemeliharaan menjadi penting bakal dilakukan bekerja sama dengan multi-pihak.
Nani menyebutkan Indonesia telah berhasil mengurangi kebocoran sampah dari darat ke laut sekitar 28,5 persen hingga tahun 2021. Menurutnya, capaian tersebut menggembirakan mengingat Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 menargetkan pengurangan sampah laut sebanyak 70 persen.
“Kita sanggup menjaga komitmen pengurangan (sampah laut tersebut) karena dukungan dukungan dari multi-pihak, termasuk dari sektor swasta, komunitas, dan sebagainya,” ujarnya.
Nani mengatakan pemerintah amat serius bakal menyelesaikan tantangan penanganan sampah laut. Hal tersebut terepresentasi dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 perihal Penanganan Sampah Laut yang merangkum lima strategi Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut.
Kelima strategi tersebut antara lain gerakan nasional peningkatan kesadaran para pemangku kepentingan; pengelolaan sampah yang bersumber dari darat; penanggulangan sampah di pesisir dan laut; mekanisme pendanaan, penguatan kelembagaan, pengawasan, dan penegakan Hukum; serta penelitian dan pengembangan.
“Strategi nomor satu ialah perubahan perilaku. Jadi kami juga membutuhkan dukungan semua pihak. Ini yang tidak mudah dan butuh konsisten bakal sanggup mendapatkan hasil yang baik,” ujarnya.
Nani mengatakan pihaknya optimis upaya rehabilitasi ekosistem mangrove akan terus membaik sebab kala ini kemitraan pemerintah dengan berbagai pihak telah lebih kuat. Ia juga berharap biar kegiatan-kegiatan lain terkait rehabilitasi mangrove dapat berjalan normal kembali sepenuhnya seiring dengan pulihnya kondisi pandemi.
Baca juga: KKP: Kawasan mangrove dapat dukung pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Mengangkat potensi mangrove di Kepulauan Riau
Baca juga: Menteri Sandiaga promosikan wisata penanaman Mangrove Digital
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com