Salah satunya ialah sosok perempuan wirausaha yang tetap gigih dan pantang menyerah menjalankan usaha yang mereka rintis di masa yang penuh tantangan, termasuk Puput Anggraini, penerus dan pemilik bisnis Es Marem Bu Ning Kranggan di Semarang. Es Marem ialah salah satu kuliner legendaris di Kota Jawa Tengah.
Puput gigih mengembangkan bisnis es marem yang dimulai oleh ibunya lebih dari empat puluh tahun kemudian, hingga kini mampu bertahan di tengah pandemi dan masih terus ramai pengunjung.
Pada 1978, orang tua Puput memulai bisnis es marem khas Semarang menggunakan resep yang didapatkan dari keluarga, dan bisnis tersebut berhasil sukses melintasi beberapa generasi. Pada tahun 2000, orang tua Puput bercerai, dan sang ibu yang akrab dipanggil Bu Ning, memutuskan buat mendirikan bisnisnya sendiri yang kemudian diwariskan kepada Puput pada tahun 2016.
Dengan modal keberanian, Puput mengambil alih dan membawa bisnis Es Marem Bu Ning Kranggan berkembang ke tingkat selanjutnya.
“Sebelum saya terjun ke dunia bisnis, sempat ada rasa takut dan sedikit keraguan buat meneruskan bisnis ibu saya yang telah berjalan sejak puluhan tahun kemudian. Namun, saya yakin bahwa dengan keberanian dan ketekunan, tantangan apapun mampu saya hadapi dan sukses mampu dicapai,” kata Puput dikutip dari siaran resmi, Kamis.
Sebelum mulai mengelola bisnis Es Marem Bu Ning Kranggan, Puput sempat mendalami berbagai profesi seperti admin, staf akuntansi, staf event organizer, berbagai posisi part-time di bidang marketing, hingga pernah menjadi guru SMA sehabis lulus kuliah. Sehabis sempat mempertimbangkan suatu posisi di sebuah bank, suami Puput menyarankan dia buat beralih ke dunia bisnis dan meneruskan bisnis sang ibu.
Baca juga: Erick Thohir: Generasi muda harus siap jadi penggerak ekonomi
Baca juga: ILO: COVID-19 sebabkan penurunan lapangan kerja buat pemuda
Dengan dukungan penuh sang ibu, akhirnya Puput memberanikan diri buat mengambil alih bisnisnya secara penuh dan berhasil melanjutkan kerja keras sang ibu dalam membangun bisnis legendaris tersebut.
“Banyak sekali yang telah saya pelajari sewaktu menjalankan bisnis ini, dan tentunya banyak juga tantangan yang harus saya hadapi,” jelas Puput.
Kesegaran es marem yang cocok dinikmati pada siang hari di kala cuaca panas pun menjadi tantangan tersendiri selagi musim hujan datang. Penjualan es marem yang mengandalkan gerai offline pun turut dihadapi tantangan yang berat selagi pandemi melanda dan pergerakan masyarakat terbatasi. Melihat situasi ini, Puput mencoba memutar otak buat kembali meningkatkan penjualan dan berhasil mencetuskan beberapa ide buat bertahan.
“Bakal menyiasati penurunan penjualan di musim hujan, saya mencoba berinovasi dengan menghadirkan menu baru, seperti jus booster kesehatan. Di pertengahan tahun ini, kami pun berencana buat menghadirkan menu makanan baru seperti salad dan Korean BBQ buat semakin mendorong ketertarikan pelanggan,” tambah Puput.
Melihat kebiasaan masyarakat yang semakin terbiasa menggunakan layanan pembayaran digital, masa bertransaksi, Puput kemudian mencari informasi dan memutuskan buat bergabung menjadi merchant ShopeePay pada pertengahan 2021 karena menawarkan berbagai promo menarik yang dapat mendorong transaksi masyarakat.
Sehabis mendapatkan respons positif, Puput kembali melebarkan jangkauan usahanya dengan mengadopsi layanan pesan antar makanan daring ShopeeFood. Sejak masa itu, penjualan Es Marem Bu Ning Kranggan melesat hingga mencapai 350-400 porsi per harinya, dan pesanan lewat layanan daring di lokasi kedua Es Marem Bu Ning Kranggan mencapai 70-80 persen dari total penjualan per harinya.
Tak mudah mempertahankan keberhasilan bisnis yang telah berjalan puluhan tahun hingga beradaptasi di era digital. Puput punya tiga kiat berdasarkan pengalamannya.
Pertama, kepuasan pelanggan kunci utama. Bagi setiap bisnis, keberhasilan tidak akan lepas dari puasnya pelanggan terhadap produk atau layanan yang dihadirkan. Puput percaya bahwa menjaga kualitas produk dan menjaga sikap ramah kepada pelanggan ialah kunci utama dalam menjaga eksistensi bisnisnya sewaktu ini. Tidak hanya itu, pelaku usaha juga perlu berhati-hati dalam menentukan harga sehingga pelanggan merasa puas. Harga produk atau layanan harus kompetitif tetapi sebaiknya tetap ramah di kantong target pelanggan.
Kedua, sering belajar hal baru dan maksimalkan peluang. Dalam dunia bisnis yang pergerakannya sungguh cepat, banyak hal baru yang harus terus dipelajari buat dapat mengembangkan bisnis ke tingkat selanjutnya. Sehabis terjun ke dunia bisnis, Puput tidak ragu buat mempelajari hal-hal baru buat semakin mendorong kesuksesannya. Melihat zaman yang kini yang semakin digital, Puput berani berinovasi dan mengadopsi layanan digital.
Ketiga, tegar menghadapi tantangan. Puput percaya cara yang tepat buat menghadapinya ialah dengan tidak mudah menyerah dan fokus mencari solusinya. Masa pandemi melanda, secara perlahan Puput bangkit dengan memikirkan strategi buat setiap tantangan biar bisnisnya dapat terus bertahan. Jadikan tantangan sebagai teman sehingga lebih mudah buat memikirkan jalan keluarnya. Dukungan orang sekitar termasuk keluarga juga sungguh berpengaruh dalam menghadapi tantangan yang ada.
“Saya juga percaya bahwa semangat Kartini harus sering kita kobarkan dan akan menjadi dorongan diri buat menjadi individu yang kuat.”
Baca juga: Kominfo gelar pelatihan wirausaha buat perempuan
Baca juga: Pemberdayaan perempuan wirausaha melewati bisnis inklusif
Baca juga: Wamenparekraf dorong penciptaan ekosistem wirausaha buat perempuan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com