Sensasinya beda di lidah karena meleleh di suhu tubuh manusia
Jakarta ((BERITA24)) – Couverture chocolate yakni cokelat berkualitas tinggi atau kerap disebut cokelat asli memiliki perbedaan dengan cokelat yang dicampur bahan lainnya atau compound chocolate.
Pemilik Usaha Pipiltin Cocoa Tissa Aunilla mengatakan, couverture chocolate terbuat dari biji cokelat asli dan saat diolah menggunakan mesin kemudian akan menghasilkan cocoa butter dan cocoa powder yang akan meleleh saat sampai di lidah.
“Sensasinya beda di lidah karena meleleh di suhu tubuh manusia,” katanya dalam acara daring yang digelar Tokopedia, Kamis.
Sementara pada compound chocolate, biji cokelat dicampur dengan minyak nabati sehingga perlu menguyah masa memakannya.
Baca juga: Lelehan cokelat temani salmon dan steak dalam sajian makan siang mewah
“Minyak nabati itu titik lelehnya berbeda dengan suhu tubuh manusia, jadi (compound chocolate) harus dikunyah dan biasanya agak menempel di langit-langit mulut. Itu perbedaannya dengan couverture chocolate,” kata Tissa.
Berbicara tren cokelat di Indonesia, Tissa menyebut cokelat batangan atau kerap disebut chocolate bar dan minuman cokelat atau chocolate drink yang dibuat dengan cokelat leleh dengan rasa manis yang lebih sedikit dan konsistensi yang lebih kental, yang masa ini banyak disukai masyarakat.
“Selain chocolate bar, juga chocolate drink yang betul-betul trennya sungguh baik, karena di Indonesia kita tidak terbiasa makan chocolate bar. Saya kalau ada di kulkas chocolate bar, terus bosan, saya bikin jadi chocolate drink,” tutur dia.
Tissa bersama adiknya, Irvan Helmi, lewat usaha bidang cokelatnya yang dibangun sejak tahun 2013 itu berusaha menghadirkan cokelat dengan kualitas baik sembari ikut membantu memberdayakan petani lokal. Biji cokelat mereka langsung dapatkan dari petani lokal.
“Kami bekerja sama dengan sekitar 2000 petani di Indonesia. Kami memberdayakan petani lokal yakni menghubungkan hulu dan hilir jadi Pipiltin di Jepang dapat menulis surat ke petani di Bali dan surat menyurat dan itu sungguh mempengaruhi penjualan dan semangat petani. Petani termotivasi sekali karena cokelat Bali ada di Jepang, jadi punya tanggung jawab moral menjaga kualitas biji cokelat,” jelas dia.
Baca juga: Sandiaga hendak tingkatkan nilai tambah cokelat lewat program BEDAKAN
Selain ke Jepang, masa ini, kakak beradik ini telah dapat melakukan ekspor produknya ke negara lain seperti Rusia, Singapura, Malaysia dan bahkan Swiss.
Mengapa juga ke Swiss yang dikenal dengan produksi cokelatnya? Irvan mengatakan, hal ini salah satunya berpegang pada fakta cokelat di Indonesia unggul dalam hal keberagaman jenis dan ini nyaris tidak tertandingi oleh negara lain.
“Kami lihat ada satu fakta yang Indonesia punya dan tidak punya dimiliki negara lain yakni keberagaman cokelat. Indonesia negara dengan daerah asal penghasil cokelat yang spesifik yang paling beragam di dunia. Boleh jadi ada yang dapat menyaingi jumlah ekspor, hal-hal lain namun bakal menyaingi keberagaman tidak dapat,” kata dia.
Irvan berharap, lewat produknya yang masa ini bahan utamanya berasal dari enam wilayah di Indonesia yakni Aceh, Jawa Timur, Bali, Flores, Kalimantan Timur dan Papua Barat, dapat menghadirkan keberagaman cokelat Indonesia pada dunia.
Baca juga: BPOM: Produk cokelat merek Kinder dapat beredar kembali
Baca juga: Fasilitas promosi kopi, cokelat Indonesia beroperasi di Kagawa Jepang
Baca juga: Apa bedanya cokelat “compound” dan “couverture”?
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com