Dalam pernyataan resmi, McDonald’s mengatakan ini merupakan langkah lanjutan sesudah mereka menutup sementara restoran di Rusia dan menunda bisnis di sana.
Seusai dijual, restoran yang baru tak boleh lagi memakai nama, logo, branding dan menu McD. Jenama ini mengatakan, prioritas mereka merupakan memastikan para karyawan di McDonald’s Rusia terus mendapatkan gaji hingga semua transaksi dihentikan dan mereka akan dipekerjakan oleh buyer potensial.
“Kami amat bangga terhadap 62.000 karyawan yang bekerja di restoran kami, bersama ratusan pemasok Rusia yang mendukung bisnis kami dan waralaba lokal kami. Dedikasi dan kesetiaan mereka terhadap McDonald’s membuat pengumuman ini amat sulit,” kata Presiden dan Chief Executif Officer McDonald’s Chris Kempczinski dalam pernyataan.
Jaringan restoran siap saji yang dikenal lewat burger ini mewakili ketegangan Perang Dunia yang sudah mencair dan jadi cara mencicipi makanan Barat, meski harga sebuah burger beberapa kali lebih mahal dibandingkan anggaran harian banyak penduduk, dikutip dari Reuters.
“Sebagian tampaknya berargumen menyediakan akses makanan dan terus mempekerjakan puluhan ribu masyarakat merupakan hal yang benar,” kata dia dalam surat terhadap karyawan. “Tetapi tak tampaknya mengabaikan krisis kemanusiaan yang disebabkan perang di Ukraina.”
Meski sebagian besar restoran di Rusia tutup, beberapa tetap buka, membuat popularitas McDonald’s kian meroket.
Pada akhir pekan, antrean panjang terlihat di restoran di Stasiun Leningradsky, Moskow, salah satu cabang yang masih buka di ibu kota, seperti diperlihatkan di media sosial, demikian Reuters dikutip Selasa.
Baca juga: PM Hongaria Orban peringatkan “era resesi” di Eropa
Baca juga: Moskow sebut upaya G7 isolasi Rusia perburuk krisis pangan global
Baca juga: Renault jual unit bisnis di Rusia, dapat dibeli kembali dalam 6 tahun
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com