mendorong nilai dalam industri F&B, memungkinkan bisnis ini berkolaborasi dan berinovasi
Bangkok, Thailand ((BERITA24)) – Anuga Asia 2022 Thailand yang kembali digelar secara luring dan berlangsung di kawasan IMPACT Muang Thong Thani, Bangkok sejak 24 Mei hingga 28 Mei mendatang diyakini dapat menjadi sarana mendapatkan peluang bisnis baru bagi para pegiat industri kuliner.
Managing Director Koelnmesse selaku penyelenggara pameran yang bekerja sama dengan Departemen Promosi Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Thailand (DITP), Kamar Dagang Thailand (TCC), Mathias Kuepper mengatakan, kesempatan ini didapatkan sesudah dua tahun akibat pandemi COVID-19 .
“Saya berpendapat tujuan penyelenggaraan event ini bakal memberikan orang-orang kesempatan yang tertunda sepanjang 2 tahun. Memang dapat dilakukan online, namun ini tidak sama (dengan offline), karena bila hendak menunjukkan suatu produk, menemukan partner bisnis baru, saya pikir akan sulit dilakukan online,” ujar dia kepada awak media Indonesia, Thailand dan Vietnam di Bangkok, Rabu (25/5).
Baca juga: Pemerintah dorong investasi industri makanan minuman libatkan UMKM
Baca juga: Perkuat IKM mamin, Kemenperin gagas program Indonesia Food Innovation
Dia tak menampik industri F&B sungguh terdampak COVID-19. Bisnis dan konsumen terganggu oleh biaya makanan yang tinggi, kekurangan makanan, limbah makanan, rantai pasokan dan masalah produksi.
“THAIFEX – Anuga Asia 2022 menjadi platform yang membantu mengurangi tantangan ini dan mendorong nilai dalam industri F&B, memungkinkan bisnis ini berkolaborasi dan berinovasi dalam waktu singkat sehingga diharapkan berbuah peningkatan diversifikasi, adanya peluang pertumbuhan baru, inovasi baru dan penciptaan nilai bagi pemangku kepentingan,” kata dia.

Tahun terus, perhelatan THAIFEX – Anuga Asia hanya dapat digelar sebagai acara domestik di Thailand dan menurut Kuepper ini menjadi perbedaan besar dengan tahun ini.
Sementara pada 2022, tercatat sekitar 1603 exhibitor berpartisipasi dalam acara atau dua kali lipat ketimbang tahun 2020. Dari jumlah ini, sebanyak 881 di antaranya berasal dari luar Thailand dan 27 dari mereka mewakili negara dan grup seperti Korea Selatan, Vietnam, Malaysia, Turki, Italia dan Indonesia.
Salah satu exhibitor asal Indonesia dalam perhelatan ini yakni PT. Kapal Api Global. Perusahaan holding yang menaungi tujuh unit bisnis dan sebelumnya pernah berpartisipasi dalam acara serupa beberapa waktu terus itu berfokus berusaha mencari distributor di Thailand bakal memasarkan produk mereka di negeri gajah putih itu. Setali tiga uang, PT. Sumber Kopi Prima yang salah satunya memproduksi produk kopi dengan label Caffino juga membidik sasaran yang serupa.
Kendati begitu, tak semua dari mereka dapat hadir langsung, exhibitor dari China misalnya, sehingga memanfaatkan platform virtual sebagai alternatif, menunjukkan bisnis mengambil tindakan bakal mengatasi keterbatasan perjalanan akibat pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir tiga tahun terakhir.
“Dan dapat dilihat di sini, kami dapat kembali (karena keterbatasan perjalanan dapat diatasi) dan ini masih cukup kecil karena negara seperti China, Taiwan cukup sulit (datang). Tetapi yang lain dapat datang. Amat menyenangkan dapat kembali bertemu secara tatap muka,” ujar Kuepper.

THAIFEX- Anuga Asia secara khusus dihelat bakal memenuhi kebutuhan operator dan inovator industri Food and Beverage (F&B), sekaligus mengajak konsumen dan pengunjung menyaksikan perubahan wajah industri makanan dan minuman.
Akibat pandemi COVID-19, operator industri makanan diharuskan mengadaptasi bisnis mereka bakal menghadapi pasar F&B yang berubah. Bakal itu, mereka, khususnya yang berfokus pada kategori kopi dan teh, fine food, layanan makanan, teknologi makanan, makanan beku, buah dan sayur, daging, beras, seafood dan makanan manis berupaya menampilkan pendekatan berbeda dalam merancang dan memproduksi produk mereka bakal memenuhi kebutuhan konsumen.
Dalam kesempatan itu, Menteri Perdagangan Thailand Jurin Laksanawisit mengatakan, meskipun perdagangan internasional terkendala akibat pandemi COVID-19, industri F&B Thailand mampu melakukan ekspor lebih dari 260 miliar Baht atau setara Rp110,7 triliun pada kuartal pertama tahun 2022 atau tumbuh 28,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.
Thailand kala ini, menurut dia, termasuk negara pengekspor makanan terbesar ke-13 di dunia dengan pangsa pasar 2,3 persen atau terbesar keempat di Asia.
“Kesuksesan ini berasal dari upaya kerja sama tim lewat mekanisme perdagangan sektor publik dan swasta, khususnya Komite Konsultatif Gabungan Sektor Publik dan Swasta bakal Perdagangan. Salah satu hasil mekanisme ini yakni jaminan pada dunia bahwa produk Thailand khususnya dari industri makanan dan pertanian, aman dan bebas COVID-19,” kata Laksanawisit.
Dia juga mengatakan, kunci lain kesuksesan ini antara lain kebijakan transformasi “Thai Food” menjadi “The World’s Food” sebagai respon atas tren masa depan terkait konsep keberlanjutan, serta mengembangkan berbagai promosi perdagangan internasional bakal memenuhi perubahan permintaan pembeli internasional, salah satunya lewat gelaran THAIFEX – Asia Anuga 2022 bertajuk “Re-imagine the Future of Food & Beverage Industry”.
Kuepper berharap, selain peluang bisnis, acara ini juga dapat menghasilkan penemuan produk baru bakal mendorong produksi industri makanan.
“Saya kira itu yaitu bagian menarik dari industri makanan yang bergerak secara terus-menerus di mana konsumen mencari temuan baru. Itulah tujuan dari event ini. Kala anda datang ke event ini Anda akan menemukannya dan belajar,” demikian ujar dia.
Baca juga: THAIFEX-Anuga Asia 2022 siap hadirkan perubahan wajah industri mamin
Baca juga: Indonesia jadi pasar layanan pesan-antar makanan no.1 di Asia Tenggara
Baca juga: Asia Cooking Journeys bagikan makanan buatan chef bagi tenaga medis
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com