ACCC, dikutip dari Reuters, Rabu, menyatakan platform tersebut menyesatkan konsumen di Australia pada periode Januari 2018 sampai Agustus 2021 karena hanya menaruh simbol “$” tanpa menjelaskan bahwa harga dalam dolar Amerika Serikat.
“Kekeliruan Airbnb menyebabkan konsumen kehilangan kesempatan mengambil pilihan berdasarkan informasi akomodasi yang mana dan berapa harganya bakal liburan mereka, di platform Airbnb,” kata ACCC.
Akibatnya, masyarakat yang mengira harga dalam dolar Australia, dikenakan biaya yang lebih tinggi dari perkiraan.
“Selain membayar lebih tinggi dari perkiraan, sejumlah konsumen yang dikenakan biaya dalam dolar AS kehabisan uang karena konversi mata uang yang dilakukan penyedia kartu kredit,” kata ACCC.
Lembaga tersebut meminta hukuman penalti finansial bakal memberi kompensasi pada orang-orang yang terjebak harga keliru.
Airbn, menurut regulator, mengetahui bahwa harga yang dicantumkan yakni dalam dolar AS tengah mereka mendapatkan keluhan dari pengguna Australia.
Platform penyewaan akomodasi Airbnb belum memberikan keterangan atas tuntutan ini.
Baca juga: Airbnb tutup operasional di China mulai Juli
Baca juga: Airbnb dan Booking hentikan aktivitas di Rusia
Baca juga: Sehabis Tesla, giliran Airbnb rambah Xinjiang
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com