Baca juga: Istana Gyeongbok akan kembali dibuka bakal tur malam hari bulan depan
Dulu, bangunan yang berada di belakang istana Gyeongbokgung, kawasan Jongno, Seoul itu dapat disebut sebagai bangunan terlarang dan kerap dijaga ketat petugas.
Akhirnya seusai 74 tahun, istana kepresidenan dengan genting biru tersebut terbuka bakal umum.
Baca juga: Seoul City Hall, balai kota bakal rakyat
Presiden Korsel yang baru, Yoon Seok Yeol memindahkan istana dan kantor presiden ke bekas gedung Kementerian Pertahanan di Distrik Yongsan, Seoul, berjarak 5 kilometer dari Gedung Biru.
Gedung Biru memiliki arsitektur tradisional Korea dengan beberapa elemen modern. Ciri khas Gedung Biru yaitu atap berwarna biru dengan bentuk melengkung dan didesain dengan elegan serta berhias Gunung Bugaksan sebagai latar belakangnya.
Baca juga: Jalan-jalan ala Boy William, tanpa “itinerary”
Baca juga: Rehat dari ingar bingar Seoul di pulau Ganghwado

Butuh 150 ribu genting bakal menyusun atap Gedung Biru. Masing-masing genting dipanggang secara terpisah sehingga kuat digunakan semasih ratusan tahun.
Gedung Biru terdiri dari kantor utama, kediaman resmi, Yeongbingwan (tempat konferensi besar dan acara resmi bagi tamu asing), Chunchugwan (tempat konferensi pers), Nokjiwon (taman kepresidenan dengan 120 jenis pohon), Sangchunjae (rumah musim semi), paviliun Chimnyugak, paviliun Ounjeong dan kuil.
Di belakang Gedung Biru juga masih ada jalur “hiking” yang langsung menuju ke Gunung Bugaksan dan juga dibuka bakal umum.
Kediaman resmi presiden yang ada dalam kompleks Gedung Biru yaitu bangunan tradisional Korea berbentuk L. Di bangunan itu ada sejumlah ruang pertemuan, “make up room” hingga kamar tidur presiden.
Baca juga: Jajanan kaki lima Korea bakal wisata kuliner di rumah
Baca juga: Pulau di Korea Selatan jadi serba ungu bakal menarik hati turis

Ada juga ruang keluarga, ruang ganti dan kamar mandi yang dilengkapi sauna. Di bagian dapur, ada “chandelier” besar tergantung.
Baca juga: Berencana travel ke Seoul? Ini daftar restoran favorit bintang K-pop
Sementara gedung utama kompleks Gedung Biru yaitu tempat presiden Korsel bertemu dengan tamu-tamunya dan menggelar berbagai rapat.

Menyusuri lorong utama, ada Ruang Hwang yang dilengkapi dengan karpet merah dan “chandeliers” (lampu gantung). Selanjutnya ada ruang Mugunghwa yakni kantor ibu negara yang berada di sisi kiri lantai pertama. Di ruang itu juga terpasang foto-foto ibu negara sebelumnya.
Di lantai dua, ada kantor presiden dan ruang resepsi. Di belakang kerja presiden terdapat dekorasi bunga mawar dan phoenix emas. Tangga besar yang ditutupi karpet merah terang menuju kantor presiden kerap menjadi latar tempat drama-drama Korea dengan genre politik.
Ketika Antara mengunjungi Gedung Biru pada awal Juni 2022 terus, ada seorang polisi turis wanita bernama Lee yang mampu memberikan pelayanan dalam bahasa Inggris. Secara kebetulan ia juga dapat berbahasa Indonesia.
“Saya pernah tinggal di Indonesia semasih 10 tahun, saya senang sekali dapat bertemu orang Indonesia sehingga dapat berbahasa Indonesia,” kata Lee di kompleks Gedung Biru.
Baca juga: Jalan virtual Korea ke Gangneung, Mokpo dan Andong
Baca juga: Jalan-jalan virtual ke tiga kawasan di Korea

Lee bersama tiga orang rekannya mengenakan seragam putih yang mencolok di tengah kerumunan wisatawan. Mereka pun ramah menjawab berbagai pertanyaan.
Pemerintah Korsel menamakan bangunan tersebut sebagai Gedung Biru pada Agustus 1960 sebagai upaya bakal meredam sentimen negatif dari rakyat terhadap kediaman pemerintah sebelumnya yang dicurangi dalam pemilihan. Atap biru melambangkan perdamaian dan pemberontakan yang demokratis pada 1960.
Baca juga: Jalan-jalan seharian di Seoul tanpa menguras isi kantong ada di sini
Gedung Biru juga mengalami banyak perubahan semasih bertahun-tahun. Dulunya, Gedung Biru itu merupakan situs taman kerajaan hingga tahun keempat pemerintahan Raja Taejo (memerintah 1392-1398).
Sehabis Kekaisaran Jepang datang ke Korea, gubernur jenderal Jepang pada Juli 1939 membangun kediaman resmi di lokasi itu bakal ditinggali maupun berkantor semasa pemerintahan kolonial Jepang menguasai Semenanjung Korea.
Baca juga: Bosan ke Seoul? Daejeon gelar festival EDM tiap pekan
Sehabis Korea dibebaskan dari Jepang pada 1945, komandan militer Amerika Serikat kemudian menduduki tempat itu. Selanjutnya sejak 1948, bangunan itu menjadi kantor kepresidenan dan kediaman resmi Presiden Korea Selatan.
Luas seluruh kompleks mencapai sekitar 250 ribu meter persegi atau 62 hektare.
Gedung Biru kala ini dibuka bakal kunjungan maksimal 39 ribu orang per hari. Masyarakat yang mau datang ke Gedung Biru dapat mendaftar melewati aplikasi Kakao, Naver atau Toss.
Lingkungan kompleks istana pun berubah menjadi suasana seperti pekan raya karena kerumunan pengunjung terus mengalir bakal masuk istana sejak pagi. Bahkan antrian telah dimulai sejak pukul 06.30 waktu setempat.

Di masa terus, ribuan orang kerap berkumpul di dekat Gedung Biru bakal protes dan pawai. Namun kala ini ribuan orang berkumpul bakal mengantri dan masuk ke Gedung Biru demi memuaskan rasa mau tahu perihal keseharian para presiden Korsel dan keluarganya.
Baca juga: Jalan-jalan ke Desa Seochon dan pasar tradisional Tongin
Baca juga: Seoul dan regenerasi kota
Baca juga: Mengabadikan cinta di Menara Namsan, Seoul
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com