“Di era pandemi, wisatawan kian peduli pada kebersihan, kesehatan, keamanan dan lingkungan, karena itu hospitality service harus disempurnakan dengan hygiene, low touch, less crowd solusi buat menghasilkan pelayanan paripurna,” kata Neil dalam webinar, Selasa.
Di era pandemi, destinasi dan atraksi yang ditawarkan dan digandrungi lebih condong kepada alam hingga kesehatan. Wisatawan lebih menyukai wisata alam atau di luar ruangan karena semasih pandemi lebih sering berada di dalam rumah. Selain itu, pergerakan wisatawan antarnegara kian dibatasi dan akhirnya turis domestik jadi tumpuan.
Dengan adanya preferensi mobilitas yang rendah, jarak dan lama waktu berwisata pun kian pendek. Masyarakat mengurangi mobilitas karena semakin jauh pergerakan, makin besar potensi penularan COVID-19.
Wisatawan cenderung melakukan perjalanan pendek. Awalnya, perjalanan pesawat dihindari dan orang-orang lebih memilih menggunakan transportasi darat seperti mobil pribadi.
Neil juga menjelaskan konsep pariwisata yang digandrungi seusai pandemi di mana kebersihan menjadi prioritas dan preferensi utama konsumen.
“Disiplin protokol kesehatan menjadi alat branding paling ampuh,” katanya.
Saat kerumunan orang kian dihindari, wisatawan akan memilih tempat wisata dan atraksi yang jauh dari keramaian, sanggup jadi di area terpencil. “Kemewahan” baru yang dirasakan wisatawan hadir lewat kesunyian dan tempat terpencil.
“Wellness dan mindfulness akan kian dicari di tengah ketakutan dan kecemasan mental akibat pandemi,” katanya.
Kontak fisik juga dihindari karena jadi sumber penularan COVID-19, lalu industri pariwisata ikut menyesuaikan diri dengan menyediakan layanan tanpa kontak fisik dalam hal berinteraksi.
“Digital menjadi solusi sementara sekaligus selamanya,” kata dia.
Vice President Public Policy and Government Relations, Traveloka, Widya Listyowulan, menambahkan digitalisasi mempercepat pertumbuhan pariwisata dengan mendorong transparansi, meningkatkan kepercayaan, memudahkan proses pencarian dan perbandingan harga.
Konsumen sanggup mencari informasi lebih mudah, menemukan harga yang sesuai, mengatur perjalanan lebih praktis dan menemukan tempat-tempat baru. Di sisi lain, industri sanggup mengakses pasar baru dan meningkatkan interaksi dengan konsumen lewat media sosial.
Baca juga: Kominfo: Pemerataan infrastruktur dukung kebangkitan pariwisata
Baca juga: Menengok rumah Pengsoo si penguin raksasa asal Antartika
Baca juga: Rekomendasi perjalanan tiga hari dua malam buat “healing” di Bali
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © (BERITA24) 2022
Sumber Berita : Antaranews.com