” Apakah kau seorang ahli mesum?” tanya Gongshim pada si pengacara aneh. Gongshim langsung menutup mulutnya. Dia keceplosan. Gongshim datang ke ” Guleum Law Firm ” bakal meminta bantuan di sidangnya nanti. Namun betapa terkejutnya dia selagi dia tahu bahwa sang pengacara ialah orang yang kerap membuatnya kesal. Dikatai sebagai seorang ahli mesum, pengacara itu hanya tersenyum. ” Ahli mesum katamu? Aku baru sekali mendengar kata tak masuk akal seperti itu. Apakah dia seorang ya ga bersekolah, kemudian dia lulus ujian sebagai ahli mesum…apakah dia orang yang seperti itu?” tanya pengacara menyindir. Gongshim mengatakan bahwa lidahnya terpeleset jadi tak sengaja mengatakan hal itu.
Pengacara itu tiba – tiba melihat ada sesuatu benda yang akan jatuh. Dia pun langsung merangkul Gongshim, menariknya dan memeluknya seperti mereka sedang menari. Gongshim shock. Begitu dia sadar, dia langsung mendorong tubuh Pengacara itu. ” Apa yang kau lakukan??!! ” tanya Gongshim sambil merapikan wignya. Pengacara itu menunjuk ke bawah dan terdapat kotoran burung disana. Gongshim langsung berubah ekspresi wajahnya. Pengacara itu mengatakan bahwa kalau bukan karena dia, bisa jadi Gongshim telah akan terkena kotoran itu.
” Ayo masuk…” ajak pengacara itu. Gongshim hanya diam di tempat. Pengacara itu menoleh ke arah Gongshim. Pengacara itu telah tahi bahwa Gongshim datang ke sana bakal konseling gratis. Pengacara itu juga tahu bahwa Gongshim tak memiliki uang karena dia mengambil uang sewa di depan. Dengan senyum nakalnya, Pengacara itu masuk ke kantornya. ” Bisakah aku mempercayainya?” tanya Gongshim pada dirinya sendiri.
Sementara itu GongMi mengunjungi pom bensin dimana Gongshim bekerja. Dia mengecek CCTV di daerah tsb. Dengan menunjukkan identitas dan kartu keluarga mereka, GongMi berhasil meyakinkan kepala pom bakal menghapus CCTV tsb. GongMi mengatakan bahwa korban dan pelaku telah berdamai, sehingga rekaman itu telah tidak dibutuhkan lagi ” Apa?? Berdamai? Kau tahu bahwa Shim sungguh marah?” tanya kepala pom. GongMi mengatakan bahwa Shim ialah adiknya dan dia telah membujuk adiknya bakal berdamai. Kepala Pom mengangguk – anggukan kepalanya tanda mengerti terus GongMi bertanya siapa lagi orang yang memiliki copyan dari CCTV itu? ” Tak ada yang memiliki salinannya.. kecuali Gongshim. Dia memiliki salinan video ini di ponselnya. ” kata kepala Pom. Gong Mi terlihat sungguh kesal.
Gongshim menceritakan semua kejadian malam itu kepada si Pengacara. ” Apa kau yakin bahwa kau tidak menyebabkan pertengkaran itu?” tanyanya. Gongshim menarik napas membuangnha dan bangkit dari duduknya. Pengacara menahan dan mengatakan bahwa dia sedang bercanda. Dia hanya hendak memandang objektif kasus itu. Sambil berbicara dengan Gongshim, pengacara itu merobek kecil – kecil kertas yang ada di dalamnya. Pengacara itu makin terlihat aneh di mata GongShim. Kemudian salah satu staff di Law Firm itu meminta GongShim bakal mengisi formulir. Melihat Pengacara yang merobek kertas, wanita setengah baya itu mengambil paksa kertas di tangan pengacara itu dan membuangnya bersamaan dengan robekan yang lain. Dia ialah Chun Ji Won. Wanita yang sering dipanggil ” bibi ” oleh si pengacara. ” Jadi kau hendak menuntut wanita itu? Kalau begitu kau harus memiliki bukti bakal menuntut wanita itu. ” kata pengacara itu. Kemudian Gongshim memberitahu bukti yang dia punya. Berupa rekaman cctv dari pom bensin tsb. Pengacara itu melihat rekaman videonya. Gongshim berdiri. ” Aku tidak hendak melihatnya lagi…” kata Gongshim. Pengacara itu mengerti dan dia melihat video dimana Gongshim menerima bullyan tsb. Sepertinya dia mengerti mengapa Gongshim tak hendak melihat cctv tsb. Tiba – tiba Gong Mi menelpon. Gongshim menerimanya. Kemudian dia keluar bakal dapat berbicara lebih leluasa dengan kakaknya.
” Dan Tae….apakah kau mengenalnya?” tanya Bibi Ji Won. Ahn Dan Tae nama pengacara nyeleneh itu. Sedangkan Suk Ji Won ialah bibi yang membantunya di kantor pengacara. Dan Tae mengatakan bahwa dia mengenal Gongshim. ” Kami tinggal bersama…” katanya. Bibi Jin Wo shock mendengar mereka tinggal bersama. Namun Dan Tae menanggapinya dengan candaan. ” Aku tidak akan menikah sebelum bibi…” katanya.
Gong Mi mengancam bahwa dia akan keluar dari pekerjaannya. ” Apakah kau melakukan ini bakal menahan ku supaya tidak menuntut wanita itu?” tanya Gongshim. Gong Mi menjelaskan bahwa kalau Gongshim menuntut istri pimpinannya, dia harus mengundurkan diri. Dia tak dapat lagi menghasilkan uang bakal keluarganya. GongMi berharap Gongshim luluh dengan perkataannya seperti itu. Namun sepertinya tidak. ” Baiklah…aku akan berusaha keras bakal membawa uang ke rumah. Apakah itu cukup?” kata GongShim. Gong Mi tak menyangka adiknya akan sekejam itu. GongMi menangis. Kemudian dia berlutut di hadapan Gongshim. Semua orang yang berada di sana menatap keduanya. Gong Shim pun merasa tak enak. ” Gongshim…aku minta maaf…ijinkan aku minta maaf bakal perbuatannya. Jangan lagi kau menuntutnya..” kata GongMi masih terus menangis. Gongshim meminta kakaknya bakal bangun. Dengan tersedu – sedu GongMi mengatakan bahwa dia tak pernah menjadi kakak yang baik bakal GongShim. Dia minta maaf akan hal itu. ” Namun kau tahu kan bagaimana perjuanganku bakal menjadi pengacara. ” kata GongMi masih menangis. Orang tua GongShim juga sakit melihat anaknya dibully seperti itu. Namun GongMi meminta Gongshim tak melakukan tuntutan itu bakal keluarganya. GongShim, melihat kakaknya menangis seperti itu, dia tak tega. ” Aku melakukan ini bukan karena aku memaafkannya…” kata Gongshim. GongMi pun setuju. ” Aku tahu…” mulai ada senyum di wajah GongMi. Sebelum pergi, GongMi memegang pundak Gongshim.
Sesampainya di luar GongMi langsung menelpon pimpinannya fan mengabarkan bahwa dia telah berhasil membuat korban bullyan istrinya tidak akan melapor.
Gongshim terdiam di tepi sungai HanGang. Dia memikirkan keputusan yang telah diambilnya. Dia berharap dia telah mengambil keputusan yang benar. ” Semoga keputusan ini baik bakal semua orang. ” kata Gongshim dalam hatinya.
Gongshim bersiap bakal memulai aktifitasnya di luar rumah. Namun dia panik karena tak menemukan bel di dalam tasnya. Dia teringat pernah menjatuhkannya di ketika dia tak sengaja salah masuk kamar di ketika mabuk. Gongshim datang ke rumah atap hendak mengambil barangnya. Namun di ketika dia mencoba membuka pintu, Dan Tae datang dan mengambil gambarnya ketika berusaha membuka pintu. Gongshim terkejut. ” Kau tertangkap sedang membuka pintu rumah orang..” kata DanTae. Gongshim mengelak karena dia belum sempat masuk ruangan itu. ” Mengapa kau tak mengganti password nya?” tanya Gongsim. Dia kesal karena setiap kali dia mabuk, dia kerap dapat masuk ke sana karena password nya tak berubah. Dan Tae bertanya mengapa Gongshim berusaha masuk ke dalam kamarnya. Gongshim menjawab bahwa dia hendak mengambil barangnya. ” Mengapa barangmu ada si kamarku?” tanya Dan Tae. ” Aku menjatuhkannya kemarin.” jawab Gongshim. Dan Tae pun menyebutkan hal – hal yang pernah dilakukan Gongshim kepadanya. Masuk diam – diam ke dalam kamarnya dan menyelinap dalam selimut. Kemudian tiba – tiba muncul di depan kantor Ahn Dan Tae. Dan sekarang berusaha membuka pintu kamarnya. Namun sebenarnya itu hanya basa – basi Dan Tae saja.
Dia menanyakan kenapa Gongshim pergi di ketika dia melakukan konsultasi hukum dan tak menelponnya. ” Aku tidak akan menuntutnya. Aku tak akan melakukan apapun. ” kata Gongshim. Dan Tae terkejut. Dia melihat rekaman cctv itu, dan sungguh aneh kalau Gongshim tak mau menuntut wanita tsb. Dan Tae bertanya apakah Gongshim mendapatkan uang damai sehingga dia tak berniat bakal menuntut wanita itu lagi. Gongshim mengatakan ” tidak” dengan sungguh mantap. Kalau dia menerima uang itu, artinya dia memaafkan wanita tsb. Padahal Gongshim sendiri yang mengatakan bahwa dia tak akan memaafkan wanita itu. Ahn Dan Tae memaksa Gongshim bakal memberi tahu alasannya. Namun Gongshim tetap tutup mulut dan meminta Dan Tae supaya tak membahas masalah ini lagi.
Gongshim kembali membunyikan belnya di ketika dia berjalan di kerumunan orang. Dengan begini orang akan m em mbwrikan jalan bakal dirinya yang bisa jadi saja tak ada orang yang menganggapnya ada di bumi ini.
Ahn Dan Tae datang ke pom dimana Gongshim bekerja. Dia bertemu dengan kepala pom. Dia bertanya mengapa Gongshim menyerah pada kasusnya secara tiba – tiba. Awalnya kepala pom mencurigai Dan Tae mengapa dia banyak bertanya soal Gongshim. Dan Tae mengatakan bahwa dia ialah sahabat dekat Gongshim. Dan Tae juga menunjukkan foto dirinya bersama Gongshim. ” Kakaknya datang kepadaku dan mengatakan bahwa Gongshim telah berdamai dengan pelaku nya. ” kata kepala pom seusai dia melihat foto Dan Tae bersama dengan Gongshim. DanTae kemudian pamit.Dia menuju ke minimarket dekat dengan pom. Ahn Dan Tae langsung menuju meja kasir. Diam – diam dia mengintip video cctv. Sang penjaga minimarket curiga terus memutar tv ke arah dimana Dan Tae tak dapat lagi mengintip. Mengetahui tingkahnya ketahuan, Dan Tae tersenyum salah tingkah.
Gongshim datang ke pom tempatnya bekerja. Kepala pom juga bertanya mengapa tiba – tiba Gongshim menyerah kepada kasusnya. ” Itu…hanya terjadi begitu saja..” kata Gongshim. Kepala mengatakan bahwa barusan ada teman Gongshim yang bertanya hal yang sama dengan dirinya. Gongshim menyebutkan ciri – ciri yang dia kenal. Dan kepala membenarkan ciri – ciri yang Gongshim sebutkan. Kepala mengatakan bahwa temannya itu pergi ke minimarket dekat dengan pom. ” Mengapa dia datang dan menyentuh semuanya? ” batin Gongshim.
Sementar Ahn Dan Tae masih berusaha bakal melihat ke arah mana cctv di minimarket itu. ” Apakah kau mencari cctv yang mengarah ke arah pom? ” tanya penjaga mini market itu. ” Ya…bagaimana kau dapat tahu?” DanTae langsung antusias. Namun penjaga minimarket berkata bahwa sebelumnya telah ada perempuan yang bertanya kepadanya soal CCTV tsb. Namun mereka tak memiliki CCTV yang mengarah ke arah sana.
Dan Tae keluar dari minimarket dengan eskrim ditangan. Dia melihat Gongshim yang berjalan ke arah nya dengan marah. ” Mengapa kau berada di sini.? Bukankah telah kukatakan bahwa aku tak hendak melakukan tuntutan itu?” tanya Gongshim marah. Dan Tae berdalih bahwa dia hanya kebetulan melintas di sana. Namun Gongshim tak percaya. Dia tetap mengatakan bahwa pasti tujuan Dan Tae kesana berkaitan dengan kasusnya. ” Telah kubilang bahwa aku hanya kebetulan melintas disini. Apa sekarang aku yang salah?” Dantae bertanya sambil memakan eskrimnya. Gongshim kemudian meminta DanTae bakal tak mencampuri urusannya lagi. Dan juga di kedapannya Dan Tae tak akan membicarakan masalah ini lagi. Dan Tae mengangguk menurut. Kemudian DanTae juga menirukan gaya bicara Gongshim yang sedang marah.
Atas keberhasilannya, GongMi ditunjuk oleh pimpinannya pengacara Song bakal mengisi acara TV. Acara TV itu merupakan acara rutin yang kerap menampilkan pengacara bakal membahas suatu kasus. GongMi tak menyangka bahwa pimpinan akan memberikan tempat itu kepadanya. Semua karyawan pun bersulang bakal posisi GongMi sekarang.
Gongshim kembali mabuk. Gol Nam, sahabatnya mengingatkannya bakal pulang karena Gongshim telah terlalu banyak minum malam itu. Namun Gongshim malah menyuruh Goo Nam bakal diam. ” Gongshim, apakah kau tak merasa bahwa ada seseorang memperhatikan kita?” kata Goo Nam seusai melihat DanTae sedang menatap Gongshim dari dalam minimarket. Gongshim bertanya siapa orang yang telah memperhatikan mereka. Goo Nam menunjuk ke arah DanTae duduk. Gongshim menoleh. Dia memperjelas penglihatannya. Sesudah semakin jelas, dia melihat Dan Tae sedang melambaikan tangannya. Gongshim langsung memalingkan wajahnya. Goo Nam bertanya siapa laki – laki itu. ” Dia ialah pengacara mesum yang kau kenalkan kepadakuuuu…” kata Gongshim. Gongshim merasa selera minumnya hilang. Jadi dia berniat pulang ke rumah. Sementara Dan Tar melanjutkan makan mie instan di depan nya.
Goo Nam kemudian menyapa Dan Tae. Dia memperkenalkan diri sebagai teman Bang Sok Cheol. Bang Seo Chol ialah orang yang pernah memakai jasa Dan Tae bakal kasus hukumnya. ” Bisakah aku bertanya sesuatu kepadamu..” tanya DanTae. Kemudian Dan Tae bertanya mengapa tiba – tiba Gongshim menyerah pada kasusnya dan tak hendak menuntut wanita tsb. Goo Nam menceritakan semuanya. Bahwa perempuan yang memukul Gongshim ialah istri president di perusahaan hukum tempat kakak perempuannya bekerja. ” Itu sungguh jelas kan? Gongshim menyerah karena kakaknya.” kata Goo Nam. Dan Tae terdiam. Terus dia memberikan Goo Nam kopi kaleng hasil dari promosi beli satu gratis satu. Haha.
Dengan memegang sosis di tangannya dan penuh senyum DanTae memasuki kamarnya. Selera makannya hilang di ketika dia melihat ada seseorang yang berbaring di tempat tidurnya. Siapa lagi klo bukan Gongshim. Hanya terlihat wig Gongshim saja di balik selimut. Dan Tae membangunkan Gongshim perlahan. Namun wanita ini tak bangun – bangun. Dengan kesal, Dan Tae menarik wignya dan ternyata yang ada di balik Wig tsb ialah kaki Gongshim. Dan Tae membuka selimut nya. Nampaklah Gongshim yang sedang terlelap sambil memegang sikat kamar mandi. Dan Tae mengambil sikat itu. Di ketika dia melihat, ada pasta gigi di atas sikat tsb. ” Apakah dia menggosok gigi nya dengan menggunakan ini?” DanTae bergidik ngeri. Terus dia mengambil sabun di tangan kiri Gongshim. Ternyata ada bekas gigitan di sabun itu. Sepertinya Gongshim memakan sabun itu. Seketika DanTae langsung berlari keluar dan berteriak, ” Dia wanita gila!!!!!! ” DanTae sepertinya shock melihat kelakuan Gongshim di ketika mabuk.
Kemudian DanTae memutuskan bakal mengganti passwordnya. ” Kata orang itu dapat 20 huruf..” kata DanTae. Dantae memencet nomor sebanyak bisa jadi bakal dijadikan password. Dia tersenyum seusai berhasil. Namun tiba – tiba ekspresinya berubah, ” Tunggu berapa tadi nomornya….”
Gongshim kemudian memaki dirinya sendiri seusai terbangun dari tidurnya. Gongshim langsung keluar dari kamar DanTae. ” Bagaimana dapat kau masuk ke dalam kamarnya seusai kejadian beberapa ketika terus? Kau gila..kau gila…” Gongshim memukuli kepalanya sendiri. Menyesali perbuatannya. Dia pun terus menyalahkan DanTae yang tak mengganti password rumahnya. Dengan tergesa – gesa Gongshim menuruni tangga dan menendang salah satu pipa besi sehingga menimbulkan bunyi gaduh. DanTae yang tertidur di kursi minimarket karena kamarnya ditempati oleh Gongshim pun terbangun. Dia kemudian naik ke kamarnya. Dan hebatnya, Dan Tae hapal password rumah yang dia buat asal – asalan tadi.
Mimpi itu datang lagi. Seorang anak kecil, berdiri di ” Hyundae photo Studio” menangis. Terus memanggil nama ibunya. Dan dikala DanTae mendekat, hendak meraih anak itu tiba – tiba dia menghilang. ” Siapa anak itu? Mengapa mimpi itu muncul lagi?” tanya DanTae pada dirinya sendiri.
Hari itu ialah hari ulang tahun JoonSoo. Sekaligus hari kematian Ibu Joon Pyo dan hari dimana Joon Pyo diculik. Ibu Joon Sok merasa kesal karena jangankan sup rumput laut, bahkan nenek pun melewatkan sarapan mereka karena hendak pergi ke kuil bakal bersembahyang. Joon Sok menenangkan ibunya, dia mengatakan bahwa dia baik – baik saja. ” Hari ini ialah hari di mana menantuku meninggal dan cucuku menghilang. Bagaimana dapat aku makan di ketika seperti ini?” kata nenek. Ibu Joonsoo terlihat sungguh kesal. Nenek kerap membicarakan soal JunPyo dan mengabaikan Joonsoo. Terkesan sekali bahwa nenek sungguh pilih kasih. ” Aku dengar kau mengadakan pesta bakal anakmu?” tanya nenek. ” Bukan pesta nek… namun acara bazar kemanusiaan. Bertujuan bakal membantu orang yang tak mampu. ” kata Ibu Joonsoo. Nenek pun tak menghiraukannya. Nenek meminta Joonsoo bakal tidak merayakan ulang tahunnya dan ikut berduka atas kejadian yang menimpa saudaranya. Joonsoo mengangguk perlahan. ” Ini bukan salahnya, dan mengapa harus dia yang menanggung semuanya. Kapan dia berhenti menyebut nama JoonPyo?” gumam Ibu Joonsoo kesal. Nenek yang mendengar langsung marah. ” Kau pikir kau dapat ada disini kalau bukan karena cucuku yang menghilang? Bagaimana dapat kau berkata seperti itu?” bentak nenek. Ibu Joonsoo tak tinggal diam. Dia melawan bahwa dia lelah kalau terus mendengar nenek menyebut nama Joon Pyo. Joonsoo berusaha menenangkan ibunya. ” Telah 30 tahun dia menghilang. Apakah kalau dia muncul sekarang, kau dapat mengenali wajahnya? Aku juga hendak melihatnya kalau dia masih hidup…” kata ibu Joonsoo. Nenek makin meradang. Namun pertengkaran mereka segera dipisahkan oleh Joonsoo dan ayahnya. Joonsoo mengajak ibunya bakal pergi ke lantai atas, sementara ayah Joonsoo mengajak neneknya keluar.
Sementara itu DanTae telah menunggu diluar bakal mengantar nenek. ” Apakah kau supir yang disebutkan oleh Joonsoo?” tanya ayah Joonsoo. DanTae mengiyakan.
Di jalan, nenek melihat DanTae dengan pandangan yang tak biasa. Dia merasa perasaannya aneh pada DanTae. DanTae menyapa nenek dengan sikap berteman. Nenek merasa senang dengan itu. Dia banyak mengobrol dengan DanTae.
Kesuksesan GongMi terus berlanjut. Pimpinannya mengatakan bahwa istrinya hendak mengucapkan terima kasih kepada GongMi. Oleh karena itu istrinya mengajak GongMi ke acara bazar relasinya. GongMi tak menyangka bahwa dia dapat diajak ke acara elite seperti itu. GongMi nampak gugup. Dia tak berpakaian pantas bakal pergi ke acara mewah seperti itu. Oleh karena itu dia meminta ibunya bakal membawakan pakaiannya ke kantor.
Gongshim lah yang di minta nya bakal mengantarkan pakaian tsb. Sedangkan Gongshim sendiri sedang sibuk belajar bahasa Italia. Gongshim sempat membantah mengapa harus dia yang mengantarkan pakaian tsb. Perut ibunya dalam kondisi yang tak baik. oleh karenanya dia meminta Gongshim bakal mengantarkan pakaian ke kantor kakaknya.
” Bagaimana dapat kau meminta Gongshim bakal mengantarkan pakaianku. Apa yang akan terjadi kalau karyawan disini melihatnya?” Gongmi terlihat marah. Kemudian dia bergegas bakal turun dan menemui adiknya sebelum karyawan disana melihatnya. Sial, di lift dia bertemu dengan pimpinan. Tak ada waktu bakal mengelak. Benar saja dugaan nya, Gongshim telah tiba di depan kantornya. Dengan sembunyi – sembunyi, GongMi memberikan tanda kepada Gongshim bakal bersembunyi. Gongshim tak mengerti. Sesudah dia melihat ada wanita yang memukulnya di pom bensin waktu itu keluar dari mobil, barulah dia berlari bakal bersembunyi.
Mereka saling berkenalan satu sama lain. GongMi dan istri pimpinan. Istri pimpinan mengucapkan terima kasih atas kerja yang telah dilakukan oleh GongMi terhadap kasusnya. ” Tidak apa – apa…” kata GongMi ramah sambil melirik ke arah Gongshim yang tengah bersembunyi. Begitu melihat wajah istri pimpinan, Gongshim kembali teringat dengan peristiwa itu. Dikala dia ditampar dan dipukuli. Hatinya kembali terasa sakit. Tak lama kakak perempuan dan istri pimpinan pergi.
”Gong Mi…aku tak tahu mengapa kau harus menghadapi perempuan seperti itu…aku kasihan kepadamu…” batin Gongshim di halte bus seusai pergi dari kantor kakaknya.
GongMi menatap celemek yang diberikan oleh istri pimpinan. Istri pimpinan mengatakan bahwa acara bazar yang akan mereka hadiri ialah bazar bintang 5 yang diadakan oleh istri pengusaha besar. Orang yang hadir pun ialah orang – orang besar dan sukses. Dan celemek itu ialah undangannya. GongMi tersenyum. Tak menyangka bahwa dia akan diundang di acara besar para orang sukses dan kaya tsb.
Bazar itu diadakan oleh ibu Joonsoo. Joonsoo dan ibunya sibuk menyambut tamu yang datang. Benar saja, tamu yang datang ialah istri2 dari pemimpin grup perusahaan sukses dan terkenal. Dapat dibilang bazar tsb ialah bazar kaum elite. Dengan tergesa – gesa, GongMi menghampiri istri pimpinan seusai memakai celemeknya. Ternyata anak perempuan pimpinan datang. Dia datang karena mendengar bahwa Joonsoo ada di sana. ” Aku datang kesini bersamamu, namun tiba – tiba anakku datang…bagaimana ini?” kata istri pimpinan. Gong Mi mengatakan bahwa hal tsb tak apa- apa. ” Aku tidak tahu bahwa putra Star Grup ada disini…” kata anak perempuan pimpinan. Gongmi pun menoleh ke arah yang ditunjuk oleh anak perempuan pimpinannya. Dia melihat Joonsoo yang ketika itu memang terlihat tampan. Istri pimpinan akhirnya meminta celemek yang digunakan oleh GongMi supaya dapat dipakai oleh anaknya. GongMi pun menyerahkannya. Dengan begitu dia tidak dapat masuk ke dalam acara bazar tsb.
Sesudah kepergian istri pimpinan dan anaknya, GongMi terus menatap Joonsoo. Tak melepaskan pandangan dari Joonsoo.
DanTae selesai mengantar nenek. Sesudah saling mengucap terimakasih, DanTae pun berpamitan. Nenek terus menatap DanTae sampai dia menghilang dari pandangannya.
Joonsoo menyapa Gongshim yang berjalan dengan tentengan baju di kanan dan kirinya. Wajahnya nampak sedikit tak senang. Gongshim agak terkejut selagi Joonsoo menyapa nya. Joonsoo mengatakan bahwa sebelumnya mereka pernah bertemu di Rs dan di taman itu. ” Aku langsung dapat mengenaliku…” kata Joonsoo. Terus tiba – tiba datanglah DanTae. Mengatakan bahwa bagaimana dapat orang tak mengenali Gongshim langsung dengan potongan rambut seperti itu?. Gongshim merengut. Joonsoo mengatakan bahwa dia menyukai potongan rambut Gongshim. Gongshim tak percaya. Melihat ekspresi Gongshim, DanTae nyeletuk, ” Aku pikir itu bukan pujian..jadi jangan merasa senang..” . Lagi – lagi Gongshim memasang wajah merengut. ” Tidak..itu pujian. Kau terlihat sungguh imut dengan potongan rambut seperti itu. ” kata Joonsoo. Lagi – lagi Gongshim tak percaya. Baru pertama kali ada seorang pria yang memujinya. DanTae menahan tawanya melihat ekspresi Gongshim. Gongshim menyadari bahwa mukanya merah. Malu bakal menatap Joonsoo. Dia berpamitan dan berjalan dengan sungguh cepat. Sesudah beberapa ketika, dia menghentikan langkahnya. Tersenyum. Mengingat kata – kata yang dilontarkan Joonsoo dia menyunggingkan bibirnya. Tersenyum. Dia menatap wajahnya di kaca mobil. ” Apakah aku baru saja tersenyum?” tanya Gongshim pada dirinya sendiri.
DanTae dan Joonsoo memutuskan bakal bermain basket bersama. Joonsoo hendak membayar upah bakal DanTae karena telah mengantar neneknya. Namun DanTae menolak. Dia meminta Joonsoo bakal menggantinya dengan mentraktirnya makan siang. Joonsoo tersenyum. ” Agak sulit mengatasi nenekku kan? Dalam beberapa waktu dia agak pemilih..” kata Joonsoo. ” Tidak terlalu…nenekmu menyenangkan. Dia bercerita kepadaku mengenai perang Korea. Selera humornya sungguh bagus. ” kata Dan Tae. Joonsoo terkejut. Setahun ya, neneknya tak seramah itu. Neneknya tak pernah bercerita dengan siapapun. Bahkan dia hampir tak pernah melihat neneknya tersenyum. Namun kali ini, dengan orang yang bari saja dikenalnya, neneknya telah bercerita banyak. Tidak masuk akal. Namun Joonsoo berusaha mengabaikan pikirannya. Kemudian dia mengajak DanTae bakal bekerja di kantornya. Tentu saja DanTae menolak. Dia mengatakan bahwa pekerjaannya menjadi supir bukan pekerjaan utamanya. Itu hanya pekerjaan sampingan. ” Aku ialah Pengacara…” kata DanTae. Mendengar hal ini Joonsoo tersenyum. Agak geli. Tak percaya bahwa Dan Tae ialah seorang pengacara. Melihat ekspresi wajah Joonsoo, Dan Tae mengambil kartu nama dan menyerahkannya kepada Joonsoo. Wajah Joonsoo langsung berubah. ” Maaf…aku minta maaf karena pernah berkata seperti tadi. Aku bahkan tak tahu bahwa kau punya firma hukum sendiri. ” kata Joonsoo. ” Tak apa. Pengacara bukan sesuatu yang harus dibanggakan. ” kata DanTae. DanTae pun mengundang Joonsoo bakal datang ke rumahnya. Joonsoo pun setuju. Kemudian DanTae teringat akan video yang pernah dia lihat di ponsel Gongshim. Dia ingat ada truk yang parkir di depan pom bensin tsb. Dan pasti black box dari mobil tsb merekam adegan kejadian pemukulan Gongshim.
Gongshim mengundurkan diri dari pekerjaan di pom bensin. Kepala dan sahabatnya disana melepas Gongshim dengan sedih. Tetapi mereka juga mendukung apa yang Gongshim lakukan. DanTae juga ternyata berkunjung ke truk penjual tteopokko dan kue ikan di depan pom bensin. Dia bertanya kepada penjual kapan dia berjualan disana. Gongshim datang menghampiri Dan Tae. Dia kembali mengomel karena mengira Dan Tae terus menyelidiki kasusnya. ” Kau tidak tahu bahwa aku kesini hanya bakal makan kue ikan…” kata DanTae. Namun Gongshim tak percaya. Dia terus mengulang bahwa dia tak akan melakukan tuntutan..” Aku peringatkan kepadamu…hentikan apa yang sedang kau lakukan sekarang….. ” Dan Tae menirukan ucapan Gongshim seusai Gongshim pergi meninggalkannya.
DanTae sedang berbicara dengan kliennya di telepon. Dia memiliki kebiasaan merobek kertas di ketika dia fokus akan sesuatu. Berhubung tidak ada kertas, tanaman Gongshim menjadi korban. Tanpa DanTae sadari dia memetik daun – daun di tanaman itu satu persatu. Gongshim lewat di bawah gedung. Dia melihat ada daun berjatuhan di bawah. ” Ini seperti daun tanaman ku…” katanya. Dikala dia mendongak keatas, dia melihat DanTaesedang memetik daun-daun itu dan membuangnya. Gongshim langsung naik darah. Dia naik ke lantai atas secepat bisa jadi.
” Ahh…kau mengagetkanku…” kata DanTae selagi dia melihat Gongshim berdiri di belakangnya. Wajah Gongshim terlihat garang ” Apa yang telah kau lakukan kepada tanamanku.?” tanyanya. DanTae kemudian meminta maaf bahwa pernah merusak tanaman Gongshim. Dia menceritakan kebiasaannya yang suka merobek kertas selagi dia fokus pada sesuatu. ” Sudahlah…tanamanmu itu juga akan tumbuh nantinya…” kata DanTae. ” Kalau begitu…rambutmu juga akan tumbuh nantinya…” kata Gongshim terus menjambak rambut Dan Tae. DanTae berteriak kesakitan. Dari sini Gongshim makin merasa bahwa DanTae ialah penganggunya.
Nenek Joonsoo menegur ayah Joonsoo dan ibunya. Karena dikala dia ke kantor namun tak ada orang di ruang sekertaris. Ayah Joonsoo mengatakan bahwa ketika ini dia sedang merekrut orang baru. Oleh karena itu kantor sekertaris sepi. ” Aku sendiri yang akan memilih sekertaris untukmu. ” kata ibu Joonsoo. ” Mengapa kau harus terlibat?” nenek bertanya. Ibu Joonsoo mengatakan bahwa ayah Joonsoo sebelumnya memiliki hubungan dengan sekertaris sebelumnya. Ayah Joonsoo menyenggol lengan istrinya supaya tak mengatakan hal memalukan di depan ibunya. ” Aku benar – benar akan memilih sekertaris untukmu. Aku bersungguh – sungguh. ” kata Ibu Joonsoo.
Gongshim tengah bersiap bakal melakukan wawancara sebagai marketing di Star Group. Dia tengah memilih baju yang akan digunakannya. GongMi mengatakan bahwa baju itu tak cocok untuknya. Jadi lebih baik Gongshim menggunakan bajunya sendiri supaya lebih terlihat seperti pekerja keras. Gongshim pun setuju. Dia melihat sisi kepalanya yang botak. ” Ini akan tumbuh sejenak seusai aku mendapatkan pekerjaan kan?” katanya kepada dirinya sendiri di cermin.
Orang tua GongMi bangga anaknya akan tampil di TV. ” Beritahu kami kalau itu telah pasti. Aku kan memberitahukan kepada semuanya. Bahwa kamu juga akan kaya. ” kata ibu GongMi. ” Manajermu sungguh mendukungmu…” kata ayah GongMi. GongMi mengelak. Mengatakan bahwa dialah yang seharusnya bekerja keras. Gongshim keluar dengan pakaian ciri khasnya. Orang tua nya mengatakan bahwa Gongshim telah pas terlihat sebagai seorang pekerja keras.
Dengan mata berbinar DanTae keluar dari minimarket dan memegang ubi rebus. Dia memakannya dengan hati – hati. Tepat di lantai 2 dia bertemu dengan GongMi. Karena terkejut, ibunya jatuh. DanTae sedih. Dia memungut ubi itu dari tanah. Sementara GongMi mengabaikannya. Menatapnya dengan tak peduli kemudian pergi meninggalkan DanTae tanpa berkata apapun. ” Dia pasti kakak Gongshim…” kata DanTae sambil melihat GongMi yang melangkah menjauh. Sementara dirinya kembali menatap ubinya yang jatuh.
Gongshim berlatih keras bakal interviewnya. Sungguh berharap dia mendapatkan pekerjaan kali ini. Tak lupa dia berlatih bakal senyum di hadapan para interviewer nanti.
” Sedang apa kau di depan mobilku?” Istri pimpinan menegur DanTae yang tengah bersandar di mobilnya. Kedatangan DanTae ialah meminta istri pimpinan bakal meminta maaf kepada Gongshim atas tindakan nya. ” Apa kau memiliki bukti kalau aku melakukan hal itu?” tanya istri pimpinan. Namun DanTae mengalihkannya kepada pembicaraan bahwa ada warung teopokkie yang enak sekali di depan pom. Tak ada salahnya kalau istri pimpinan mencoba. Namun DanTae terus meminta supaya istri pimpinan meminta maaf kepada Gongshim. ” Apa kai memiliki bukti? ” tanya istri pimpinan lagi. ” Hmm…aku tak mengerti mengapa tiba – tiba aku mengeluarkan ponsel ku. ” kata DanTae.
Pemilihan sekertaris dimulai. Ayah Joonsoo mulai tertarik dengan perempuan berpenampilan bagus dan pintar. Sementara ibu Joonsoo yang duduk di sebelahnya hanya dapat menatap suaminya dengan pandangan rendah.
Gongshim ketiduran. Di ketika dia bangun dia telah terlambat bakal mengikuti wawancara. Secepat kilat dia berlari bakal sampai ke tempat wawancara.
Di loby Star Group dia bertemu dengan Joonsoo. ” Apa yang membawamu kemari?” tanya Joonsoo. Gongshim mengatakan bahwa dia memiliki wawancara dan dia telah terlambat. Joonsoo membantunya bakal meminta staffnya mengantar Gongshim ke lantai 15 bakal melakukan interview. Benar saja sesampainya disana, acara interview telah selesai. Namun Gongshim tak peduli.
Gongshim masuk ke ruang interview dan memperkenalkan dirinya. Para interviewer menatap aneh. Siapa wanita dengan gaya pakaian dan rambut aneh ini? Gongshim mencoba bakal tersenyum. Ternyata Joonsoo salah mengira. Dia mengantar Gongshim ke tempat wawancara bakal sekertaris. Sementara nama Gongshim terus dipanggil di ruang interview bakal kasir. Salah satu interviewer mengatakan karena Gongshim telah datang. Setidaknya dia dapat memperkenalkan diri. Dengan percaya diri Gongshim mengeluarkan kata – kata yang telah dia pelajari tadi. ” Kau berkata apa? Sekertaris tidak menjual barang…” kata ayah Joonsoo. Dari situ Gongshim. Sadar bahwa dia telah salah masuk ruang wawancara. Dia meminta maaf dan pergi keluar.
” Aku telah tahu kau akan salah. Jikalau kau melamar sebagai sekretaris dengan penampilan seperti itu. Kau pasti telah gila. ” kata salah satu interviewer. Gongshim menghentikan langkahnya. Di merapikan wignya. Kemudian berbalik. ” Apakah menyenangkan bagimu mengejek penampilan seorang seperti itu. Ini bukan jaman Dinasti Joseon. Dan sekertaris itu bukanlah Gisaeng. ” kata Gongshim. Gongshim bahkan mengatakan interviewer itu paman Anjing. Sementara para lelaki kesal dengan kelakuan Gongshim, ibu Joonsoo malah senyum – senyum dengan kelakuan Gongshim.
Gongshim menyiram tanamannya di lantai atap. Dia sepertinya menyerah dengan harapan mencari kerja. Dia mendapatkan kesempatan itu namun telah ia hancurkan. Kemudian ia mendapat telp dari kepala pom. Memintanya bakal datang.
Ternyata istri pimpinan yang datang. Dia telah menunggu Gongshim. Dengan enggan, Gongshim menghampiri wanita itu. ” Apa yang kau inginkan?” tanya Gongshim. ” Aku hendak meminta maaf atas kesalahan ku. Aku melakukan kesalahan besar. Aku mengakuinya dan aku meminta maaf. Tolong maafkan aku…” kata istri pimpinan sambil membungkuk di depan Gongshim. Gongshim tak menjawab. Perlahan wanita itu menangis. Dia menangis sambil terus meminta maaf. Gongshim menoleh ke arah kepala. Kepala pom menganggukkan kepalanya. Meminta Gongshim bakal memaafkannya. Akhirnya Gongshim memaafkan wanita itu dan wanita itu pun berhenti menangis.
Istri pimpinan menemui DanTae yang sedang bermain basket sendirian. Mengatakan bahwa dia telah meminta maaf kepada Gongshim. ” Kau melakukan hal yang benar. ” kata DanTae. DanTae pun menghapus video cctv yang merekam kasus pemukulan Gongshim.” Darimana kau dapatkan video itu?” tanya istri pimpinan. ” Dari blackbox truk yang menjual kue ikan yang berada di depan pom. ” kata DanTae enteng.
DanTae mengundang Joonsoo bakal makan malam di rumahnya. Di ketika dia sedang mempersiapkan semua, dia melihat Gongshim ada di atap juga. Sedang menanam bibit tanaman baru. Gongshim memperingatkan DanTae supaya tak memetik tanamannya. ” Kau akan mati kalau kau menganggu tanaman ini. Aku telah memberi pita di tanaman ini. ” kata Gongshim. Gongshim melihat panggangan yang dibawa oleh DanTae. Dia mengatakan kalau DanTae hendak memanggang daging, nantinya akan banyak orang yang komplain karena akan menimbulkan banyak asap. ” Aku hanya akan memanggang sosis. Apa kau suka sosis?” tanya DanTae. ” Tak begitu. Aku lebih suka sundae…” jawab Gongshim. DanTae mengatakan bahwa sosis yang dibawa cukup banyak bakal dimakan oleh 2 orang. Mata Gongshim langsung berbinar ketika DanTae menyebut nama Joonsoo. ” Aku lupa membeli sayuran. Apa di rumahmu ada sayuran?” tanya DanTae. Dengan cepat Gongshim menjawab ada. DanTae akhirnya menyuruh Gongshim untik membawa sayuran dari rumahnya dan nantinya Gongshim juga dapat ikut makan bersama mereka. ” Mengapa aku harus bergabung dengan kalian?” tanya Gongshim jual mahal. Sebenarnya Gongshim hendak sekali ikut acara makan malam itu. Namun dia juga tak hendak terlihat begitu antusias mengikuti acara makan malam bersama Joonsoo. DanTae mengatakan bahwa Gongshim bukanlah orang asing lagi bagi Joonsoo dan dirinya. Terus Gongshim setuju bakal ikut makan malam tsb. Dengan cepat dan senang dia berlari kerumah dan mengambil sayuran.
Di rumahnya, di depan cermin, Gongshim menatap dirinya. Dia teringat kata – kata Joonsoo yang mengatakan bahwa dia terlihat imut dengan potongan rambut seperti itu. Gongshim tersenyum menatap dirinya.
GongMi sepertinya memang tertarik dengan Seok Joonsoo. Bahkan sia mencari tahu di internet mengenai profil Seok Joon Soo. Sesudah membacanya GongMi tersenyum. Entah apa rencananya dengan Seok Joon Soo.
Akhirnya Seok Joon Soo datang. Dia memuji rumah atap yang ditinggali oleh Dan Tae. ” Apakah ada orang lain lagi yang bergabung dengan kita?” tanya Joon Soo melihat ada 1 bangku kosong.
Tak lama Gongshim tiba dengan sayuran di tangannya. Dia menyapa JoonSoo. Joonsoo menyapanya juga dengan ramah. Diapun menanyakan hasil interview Gongshim. ” Kau melakukan interview si perusahaannya? Aigo..m.aku dapat melihat bahwa kau mengacaukan segalanya. Kau pasti gagal…” kata DanTae. ” Ya…aku gagal…kau senang?” Gongshim berkata sambil cemberut. Sementara Joonsoo hanya tertawa. ” Aku yakin kau melakukannya dengan baik. ” kata Joonsoo. Dia pun menawarkan diri bakal mengecek apakah Gongshim diterima atau tidak. ” Tidak perlu…kali ini aku yakin 100% bahwa aku gagal…” kata Gongshim. ” Mana ada gagal yang 100% ? Pasti ada sedikit kesempatan..” hibur Joonsoo. Sementara DanTae masih saja cekikikan menertawai Gongshim. ” Siapa namamu tadi?” tanya Joonsoo. ” Khong Shim…” jawab Dan Tae. Hal ini membuat Gongshim sewot. Rajin saja DanTae mengeja namanya salah. Terus dia membenarkannya…” Gongshim….” kata Gongshim. Joonsoo pun membantu mengecek ke staffnya status Gongshim.
Demi bertemu dengan Joonsoo, Gongshim melakukan sedikit perubahan pada wignya. Dibuat agak sedikit keriting. Hal ini membuat DanTae terus mengejeknya. Gongshim merasa benar – benar kesal. ” Jikalau kau berani berbicara di depan nya mengenai wig ku…kau akan mati…” ancam Gongshim . Dan Tae pun menurut meskipun dalam hati hendak tertawa. Terus Joonsoo memberikan kabar yang tak terduga bakal Gongshim. Gongshim diterima sebagai sekertaris ayah Joon Soo!!.
Gongshim tak percaya akan apa yang didengarnya. ” Apa ini? Apa kau akan menjadi sekertaris ayah Joonsoo? ” tanya DanTae. ” Apa??? Ayahmu??? Jadi ayahmu ialah president Star Group?” Gongshim kembali shock. Dan Tae dan Joonsoo memberikan selamat kepada Gongshim. Mereka merayakan itu dengan membuka minuman.
Tiba – tiba DanTae dikejutkan dengan kedatangan seorang lelaki paruh baya. ” Ayah….m” panggilnya. Joonsoo dan Gongshim menoleh ke arah dimana Dan Tae melihat lelaki itu sementara lelaki itu tak menjawab panggilan DanTae.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Sumber Berita : https://www.k-drama.net